FAKTOR KESULITAN

Kondisi Potensi Penduduk
Bila dicermati kondisi potensi penduduk Kelurahan Legian maka jumlah usia penduduk produktif dari umur 15 tahun s/d. 49 tahun adalah sebanyak 1.987 orang pada tahun 2003atau 59,58 % dari jumlah penduduk di Kelurahan Legian yaitu 3.335 orang Dilihat dari persentasenya memang cukup tetapi kenyataannya penduduk pendatang atau penduduk musimanyang datang ke Kelurahan Legian hampir sama dengan penduduk yang ada. Untuk itu mencermati factor kesulitan ini tentunya perlu koordinasi semua pihak untuk mengatasi luapan penduduk dengan membuka lapangan kerja yang baru disuatu daerah yang lain, sehingga terjadi pemerataan penduduk.
Sedangkan jumlah usia penduduk non produktif (usia 0 s/d 14 tahun dan umur 49 tahun keatas) tahun 2003 adalah 1.348 orang dari jumlah penduduk tahun 2003 sebanyak 3.335orang atau 40,41 % .
Dengan demikian maka rasio antara usia penduduk produktif dan non produktif adalah 6 : 4. Hal ini membuktikan bahwa tenaga kerja yang ada di Kelurahan Legian cukup banyak dan merupakan potensi sumber daya yang telah tertampung dalam berbagai aspek pembangunan perekonomian
Kondisi Kepadatan Penduduk
Kepadatan penduduk di Kelurahan Legian untuk Tahun 2003 adalah 953 orang/km2, dari jumlah penduduk Legian sebanyak 3.335 jiwa dengan luas wilayah 305 hektar atau 3.5 Km2, maka dari jumlah 953 orang/km2 ini bahwa Kelurahan legian adalah termasuk katagori padat penduduk, perbandinganangka ini adalah sangat tinggi bila dibandingkan dengan kepadatan penduduk yang semestinya atau diharapkan sebesar 240 orang/km2. apalagi pada waktu-waktu musim proyek pembangunan penduduk musiman banyak datang ke Legian hampir menyamai penduduk asli Oleh karenanya patut menjadi perhatian masyarakat Kelurahan Legian untuk memulai memperhitungkan dampak lingkungan sebagai akibat dari prilaku masyarakat atau penduduk yang bermukim di wilayah Legian.
Kondisi Potensi Alam
Produktivitas tanah di Kelurahan Legian sudah tidak ada lagi karena sejak Tahun 1998 sawah di Legian berubah fungsi menjadi Lahan Permukiman (LC).
Berarti Kelurahan Legian tidak mengandalkan potensi pertanian tetapi mengandalkan Industri Pariwisata.
Curah hujan di Kelurahan Legian di atas 2000-3000 mm/tahun. Hal itu berarti : kondisi potensi alam khususnya curah hujan di Kelurahan Legian cukup tinggi serta merupakan nilai lebih yang menunjang hidupnya flora dan fauna, sehingga membawa dampak kepada udara yang segar dan bersih karena taman-taman atau tanaman bisa hidup dan sehingga bisa menyaring polusi udara yang dikeluarkan dari kendaraan bermotor.
Landform Kelurahan Legian merupakan kawasan dataran yang luasnya 305 ha merupakan daerah yang berada di ketinggian + 5 M diatas permukaan laut dan letak pemukimannya berada dekat pantai ini merupakan daya tarik bagi pariwisata karena pemandangan Sunset dan lautnya baik untuk berselancar serta didukung oleh prasarana dan sarana parisata yang lengkap.
Orbitasi
Gempa bumi yang selama ini terjadi di Kelurahan Legian rata-rata 1 kali setahun memiliki kekuatan gempa yang tidak terlalu kuat sehingga tidak akan menjadi factor kesulitan dalam evaluasi, sedangkan banjir di Kelurahan Legian pernah terjadi, karena kondisi geografis Kelurahan Legian bukan dataran tinggi tetapi dataran rendah. Karena kondisi alam yang rendah terkadang terjadi banjir didaerah-daerah rendah sehingga menjadi penampungan air seperti diwilayah timur Legian atau di kawasan LC Legian disamping karena alur sungai Tukad matiyang semakin menyempit diwilayah hilir atau di wilayah Kuta. Faktor ini perlu mendapat perhatian yang khusus bagi Pemerintah maupun masyarakat Kelurahan Legian agar ikut memperhatikan masalah lingkungan.
Kelurahan Legian terletak di Kecamatan Kuta, Kabupeten Badung, Propinsi Bali. Orbitasi jarak tempuh dibawah 6 jam ke Ibu kota, ke Kecamatan 2 Km, dengan waktu tempuh 10 menit Pulang pergi. Hal itu berarti Kelurahan Legian merupakan Kelurahan yang berada tidak jauh dari Pusat Kota Kecamatan atau Kota Kabupaten maupun Kota Propinsi atau Kelurahan yang berada diwilayah Kota Kecamatan Kuta yang sudah mempunyai potensi dan pasilitas yang memadai bagi layaknya wilayah pariwisata, begitu pula dampak yang dihasilkan sangatlah banyak seperti kemacetan, kejahatan kebisingan masalah limbah yang semuanya itu dihasilkan karena dampak Wilayah Pariwisata.
sumber : profil Kelurahan Legian th 2000